Cari Artikel Disini

Senin, 13 Februari 2012

Komunikasi Dua Arah - Maradona Pakai Jas

Teman saya yang seorang wartawan meng-upload foto dia yang sedang meliput pagelaran Piala Dunia di Afsel. Salah satu judul fotonya berbunyi; Nikmatnya sholat Jumat bersama ribuan komunitas muslim seluruh dunia.

Fotonya gambar ratusan mungkin ribuan orang sedang shalat Jumat di lapangan terbuka.

Ada yang aneh menurutku. Siang hari, di benua Afrika, ditengah udara terbuka, eh kok pada pakai jaket. Biar kulitnya tidak gosong kali, begitu pikir saya. Afrika kan terkenal panas. Jika kota Semarang saja siang hari bisa 31 derajat Celcius, berapa suhu di benua Afrika sana?

Saat saya tanyakan soal itu, jawabannya ternyata adalah; Di Johanesburg Afsel bulan Juni - Juli adalah musim dingin. Suhu pagi hari kisaran 3 derajat. Dan siang hari saat sholat Jumat itu dilakukan, suhunya kisaran 15 derajat. Ooh, ya pantas kok pada pakai jaket tebal. Pantas juga Maradona berani pakai jas ditepi lapangan.

Pesan yang ditangkap dari ilustrasi diatas adalah; DON'T LOOK THE BOOK ONLY FROM THE COVER. Terkadang ada banyak hal yang harus diceritakan melalui komunikasi 2 arah, tak bisa searah. Monolog searah bisa membuat pesan yang ditangkap salah, dan itu membuat pihak yang diposisi pasif merasa tak nyaman karena salah melakukan interpretasi.

Suatu ketika saya saat jam makan siang sedang mengunjungi stand pameran salah satu proyek saya yang pameran di Mall. Dan saya marah ketika space counter yang disewa 7 jt selama 2 minggu itu tak ada 1 sales pun yang piket.

Marketing Manager nya saat saya telpon mengatakan; hari Senin s/d Kamis antara jam 09.30 s/d 16.00 sengaja dibiarkan kosong. Tak ada sales yang piket. Biasanya sepi pengunjung. Jadi di stand pameran hanya ditumpuk leaflet serta flyer yang bisa diambil bagi yang berminat dan memerlukannya.

Saya tidak terima dengan alasan yang dia kemukakan, dan tetap berprinsip bahwa tanpa tatap muka dan dialog 2 arah, maka transfer product knowledge yang seharusnya dijadikan media menjelaskan benefit kepada konsumen tak akan tersampaikan dengan baik.

Selanjutnya saya memerintahkan Marketing Manager untuk tetap menempatkan Sales yang piket entah di hari sepi pengunjung ataupun ramai pengunjung. Supaya terjadi DIALOG 2 ARAH.

Salam sukses !!

Kenaikan Harga Material - Segenggam Cabai

Setahun yang lalu, uang 1000 perak bisa dapat segenggam cabai. Tapi tahun ini uang 1000 perak cuma dapat cabai 4 biji. Buat teman menghabiskan sepotong mendoan saja tidak cukup ....

Artinya; harga cabai tiap tahun naik. Demikian pula harga material bangunan bukan???

Rekan saya yang punya proyek seluas 3,8 ha dengan semangat bercerita soal strateginya menyasar 'future market'. Dia katakan TARGETING yang dia tentukan adalah 'future market', yaitu konsumen yang siap mengangsur panjang (18 s/d 24 bulan) demi uang muka yang besar, karena belum buru buru mau menempati rumah.

Atau malah membagi lunas 100% dalam jangka waktu 18 s/d 24 bulan. Tanpa perlu KPR. Dia terinspirasi dengan skim pembayaran panjang yang dilakukan para pengembang apartemen.

Uang muka besar berarti plafond KPR kecil dan angsuran ringan. Bahkan jika UM mencapai 50%, kata teman saya pihak bank dijamin merem dan pasti acc KPR nya tanpa turun plafond. Saya mengangguk angguk saja.

It's ok. Artinya dia tahu soal TARGETING dan aplikasinya dalam aspek PRICE (baca; skim bayar). Sudah klop bener.

Saat saya tanyakan berapa budgeting dia untuk harga bangunannya? Dia jawab 1,8 jt/m2. Wah, gak salah tuh bro? Budget itu kan budget saat ini untuk harga borongan bangunan per m2 untuk grade real estate. Tapi kalau harga untuk 18 s/d 24 bulan kedepan, jelas kagak masuk budgetnya. Bisa bisa tekor bro ...

Astagfirruloh!!! Betul juga. Ini hal sepele tapi kok aku tidak sadar ya ... ?? Kata teman saya sambil garuk garuk kepala. Untung belum banyak yang terjual, jadi budget harga masih bisa disesuaikan.


Komentar Jin AW ;
Teman tersebut sudah sangat memahami soal marketing. Dia bisa memilih TARGET konsumen yang belum buru buru menghuni rumahnya. Yang dia sebut 'future market'. Dan kemudian mengaplikasikan secara klop dalam skim bayar panjang 18 s/d 24 bulan.

Yang agak mengganjal, pengalaman saya di beberapa proyek yang menerapkan skim bayar DP panjang membuktikan kalau angsuran panjang hanya untuk  mengangsur uang muka kebanyakan batal ditengah jalan. Tapi kalau membagi 100% harga (berarti lunas) dengan angsuran panjang, nah skim ini cukup berhasil.

Semoga teman tersebut sukses dengan strateginya. Meski dia sempat lupa kalau harga cabai selalu naik tiap tahun, hehe ..

Re-Segmentation dan Re-Targeting - Ejakulasi Dini

Ada sms masuk;

Mas AW thank a lot. Setelah terpuruk 7 bulan, bulan Mei kami jualan 6 unit, dan Juni laku 9 unit. Hasil ini terjadi setelah kami ikuti advise dari mas AW.

Saya bingung itu sms dari siapa, makanya saya tanyakan;
Maaf ini dari siapa??

Ini Nova mas, dari proyek PURI TIRTALOKA.

Oh yeah .. Yups. Saya ingat.

Akhir April yang lalu saya diundang oleh Nova yang punya lesung pipit itu ke proyeknya. Dia mengeluh, penjualan di proyek barunya selama Okt 2009 s/d April 2010 hanya terjual 5 unit saja. Itupun batal 1 unit, sisa 4 unit.

Saya kaget, 7 bulan baru terjual 5 unit. Dan mereka belum pernah melakukan evaluasi serta perubahan secara ekstrem apapun terhadap strategi serta taktik pemasaran mereka.

Saat saya analisa struktur harganya, saya mendapatkan data sbb;

Harga lahan (brutto) = 180.000

Harga lahan (netto) = 300.000
Perijinan = 10.000
Pematangan Lahan = 125.000
Biaya OHC = 100.000

Harga Pokok Tanah (HPT) = 535.000/m2
Laba = 265.000 /m2

Harga Jual Konsumen = 800.000/m2

Dan mereka juga menjual rumah type 45/120, dgn kavling ukuran 8 x 15 m. Harganya jatuh Rp 185 jutaan sebelum PPN. Pantesan tidak laku ...

Wah, tinggi sekali harga tanahnya. Apalagi lokasinya sebenarnya dikelilingi oleh RSH (rumah sederhana sehat), meskipun kawasannya sudah lama jadi sehingga valuenyapun sudah naik. Tapi kalaupun mau naik kelas jadi semi real estate, tak bisa terlalu tinggi sebesar itu.

Akhirnya saya memberi advise sbb;
- Turunkan harga tanah menjadi 650.000/m2 dengan konsekwensi menekan laba.
- Lakukan perubahan siteplan, dimana kavling lebar 8 m diubah menjadi 6 m. Untung saja Sertipikat belum dipecah.
- Bangunan diubah dari T-45 menjadi T-36 semua.
- Grade bangunan yang semula Rp 1,5jt/m2 diturunkan menjadi Rp 1,2jt/m2.

Apa alasannya?? Karena mereka salah memilih SEGMEN dan TARGET. Ini menyangkut strategi yang salah. Lokasi kelas RSH tapi mau undang konsumen kelas menengah. Akibatnya apapun taktik yang mereka terapkan dalam 4P (product, price, place, promotion) tetap saja gak jalan karena salah menyasar SEGMEN dan TARGET.

Advise saya didasari oleh pemikiran bahwa harus dilakukan RE-SEGMENTATION and RE-TARGETING. Dengan menyasar target yang lebih rendah kelasnya, maka aplikasi 4P akan efektif.

Dan itulah yang kemudian dia lakukan, dimana kemudian dia menjual rumah type 36/90 seharga 118,5 jt saja (sebelum PPN), sehingga 2 bulan terakhir langsung laku jualannya.

Yang saya herankan, kenapa 7 bulan pemasaran stag seperti itu kok tidak melakukan evaluasi apapun. Seharusnya hanya 2 bulan saja penjualan kita tidak laku, maka mesti segera melakukan evaluasi. Pasti ada yang salah dengan STP (segmentation, targeting, dan positioning) kita.

Ejakulasi lebih dini dilakukan, eh maaf .. Maksudnya evaluasi lebih dini dilakukan jauh lebih baik supaya kita bisa tahu apakah strategi (STP) dan taktik (4P) kita sudah tepat atau belum ....

Untung saja mbak Nova lesung pipitnya manis, jadi senang senang aja diundang kesana memberikan advise, hehe ....

Menjaga Kontinuitas Arus Kas Masuk - Strategi Rumah Stok

Saya mau berbagi kepada rekan rekan soal kiat memelihara arus kas masuk supaya tetap kontinu masuk tiap bulan, jika dikaitkan dengan strategi penyediaan rumah stock.

Kiat ini bisa dijadikan referensi bagi rekan rekan yang membangun RSH (rumah sederhana sehat) yang memang harus mencapai progres fisik 100% baru bisa akad kredit, atau yang mengembangkan proyek tanpa MoU KPR Indent.

Kuncinya sederhana saja;

JUMLAH RUMAH STOK = TARGET PENJUALAN RATA-RATA DALAM 1 BULAN

Contoh kasus;

Target jual 1 bulan = 5 unit.
Bangun rumah stok = 5 unit.
Rumah stok dibangun mulai Januari 2010. Siap huni April 2010.

Januari mulai jualan.
Terjual 4 unit (usahakan DP 5% terbayar dlm tempo 1 bulan).
Buka SPK bangunan = 4 unit

Pebruari
Terjual 6 unit (usahakan DP 5% terbayar dlm tempo 1 bulan)
Buka SPK bangunan = 6 unit

Maret
Terjual 3 unit (usahakan DP 5% terbayar dlm tempo 1 bulan)
Buka SPK bangunan = 3 unit

April
Terjual 5 unit (usahakan DP 5% terbayar dlm tempo 1 bulan)
Buka SPK bangunan = 5 unit

Dengan strategi seperti itu (asumsi tak ada pembatalan), maka mulai bulan April dst kita sudah bisa merealisasi akad kredit dan menerima arus kas masuk secara kontinu alias berkelanjutan.


INGAT !!!
Penjualan harus dilokalisir di blok yang sedang kita bangun rumah stoknya. Jadi jangan memasarkan blok yang tidak sedang dibangun.

INGAT !!!
Begitu ada unit yang batal, maka perhitungkan unit tersebut sebagai stok yang sudah terlanjur dibuka SPK nya. Jadi mengurangi jumlah unit yang dibuka melalui SPK baru tiap bulan.


Jika kita tertib melakukan konsep diatas, maka penerimaan arus kas masuk insya Allah kontinu dan tidak terputus.

Transactional Marketing dan Relationship Marketing - Short Time

Dalam perjalanan dari Purwokerto ke Semarang, mobil saya mogok di daerah Parakan dan terpaksa saya titipkan ke rumah penduduk ditepi jalan. Kemudian saya melanjutkan perjalanan naik bus menuju Secang. Rencananya nyambung bus dari Secang menuju Semarang.

Berhubung perut lapar berat, saya sembarangan masuk warung makan di terminal. Pesan nasi rames yang nasinya keras dan segelas es teh. Berapa harganya coba? Rp 42.000. Gila !! Mau komplain malu ributin uang recehan. Daftar harga menu kebetulan tidak ada. Tapi dalam hati ngedumel juga. Harganya ngepruk!!

Penjual nasi rames sepertinya tahu saya cuma penumpang transit yang belum tentu kembali ke warung itu dalam 6 bulan kedepan atau malah 1 tahun kedepan. Jadi dengan tega memasang harga tinggi. Tak masalah jika saya tidak akan kembali lagi, karena mungkin akan tersedia korban korban berikutnya.

Ini disebut TRANSACTIONAL MARKETING. Pembeli adalah obyek. Pertimbangannya jangka pendek. Short time, eh .. short term maksudnya. Mengambil keuntungan sepihak dan sesaat, tanpa peduli apa kata pembeli.

Lawannya adalah RELATIONSHIP MARKETING. Memperlakukan pembeli sebagai subyek. Bukan sekedar buyer, tapi customer, bahkan mungkin sebagai partner. Kita berpikir long term (jangka panjang). Berharap pembeli akan mendatangkan repeat order melalui viral marketing alias referensi dari mulut ke mulut kepada calon konsumen lain.

Untuk bisnis properti kita, mana yang kita pilih? Tentu saja RELATIONSHIP MARKETING. Makanya buatlah konsumen merasa nyaman dan happy.

- Perlakukan dengan sopan dan ramah
- Sediakan permen di ruang marketing
- Kerjakan komplain yang diajukan sesegera mungkin
- Serah terimakan kunci bangunan tepat waktu
- Dan lain-lain

Manajemen Produk - Preman

Bicara soal MANAJEMEN PRODUK yuuk??

PEMIKIRAN LAMA

Pengawasan gaya 'preman'. Sibuk main catur dan ngopi ngopi saat pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dan ketika melihat ada cantilever yang melengkung,  sambil berkacak pinggang berkata; "Bongkar, bongkarr, bongkarrr !!!!.

Setelah itu melakukan investigasi dan teriak lagi, "Gile lo, bikin cantilever pakai besi 6 ???!!!!"

Re-work (kerja ulang) harus dilakukan kontraktor, dan itu berpotensi membuat kontraktor rugi.


PEMIKIRAN BARU

Memahami bahwa pelaksanaan pembangunan di proyek itu semua ada prosesnya. Ada tahapannya. Tak mungkin ada bangunan berdiri sekejap dan seketika.

a. Form Material

Saat ada material masuk ke lokasi, kenapa tidak dilakukan pengecekan material? Jika di gambar kerja tidak ada kebutuhan besi 6 mm, kenapa masuk material besi 6 mm?

Jika spec yang kita tentukan memakai Semen Tiga Roda, maka jika material yang masuk ternyata Semen Bosowa, bukankah seharusnya kita menolak?


B. Inspeksi Mendadak

Setelah material besi tiba di proyek, bukankah besi akan dirangkai terlebih dahulu? Pengawas seharusnya mengecek apakah rangkaiannya sudah benar, dan ukuran besi yang dipasang sudah sesuai spec.

Kasihan kontraktor, kasihan anda juga. Jika besi sudah dirangkai dan tinggal dicor, baru teriak teriak kalau ukuran besinya tak sesuai spec.

Lha kemana saja pengawas lapangan anda selama ini???

c. Koordinasi Mingguan

Lakukan rapat koordinasi secara rutin setiap minggu, guna mengantisipasi adanya kesulitan kontraktor dalam menterjemahkan SPK dan gambar kerja. Pastikan setiap tahapan pekerjaan yang dilaksanakan adalah benar alias tidak melanggar.

INGAT!!
Kontraktor adalah mitra kita. Mereka harus kita bantu supaya BISA UNTUNG, bukannya BUNTUNG.

Jika kontraktor RUGI, yang mereka lakukan adalah (maaf) LARI atau MENCURI. Dan itu secara langsung ataupun tidak langsung akan memberi efek negatif kepada kita.

Jika kontraktor untung. Kemanapun kita punya proyek, mereka siap nimbrung.

Makanya, jangan jadi preman deh, hehe ..

Menetralisir Pengaruh Makam - Pisang Owol

Seorang teman mengembangkan proyek kecil seluas 7000 m2 di pinggiran Kota Solo dengan jumlah rumah 42 unit saja. Yang 30 unit sudah terjual, dan sisa 12 unit belum terjual. Kebetulan menjelang Tahun Baru 2010 saya mampir ke kantor dia untuk ditraktir minum Susu Segar dan Pisang Owol.

Usai makan, dia menggelar gambar siteplan di meja, lalu bercerita; 30 unit diserap pasar dalam waktu 6 bulan, tapi sisa 12 unit ini kok dalam 1 bulan terakhir tak ada yang berminat. Dia menunjukkan ada 1 ruas jalan dengan 6 unit kavling di sisi kanan dan 6 unit kavling di sisi kiri yang belum terjual. What’s wrong? Rupanya dibalik tembok ujung jalan ada kuburan kecil. Makam keluarga yang masih terawat dengan baik. Kemungkinan konsumen takut karena angker.

Saya minta diantar ke lokasi. Infrastruktur sudah dibuat, jalan paving rapi, gorong-gorong tertutup, kansteen dan berm jalan dengan pohon angsana nan rindang. Nampak rapi dan bersih. Tapi tak cukup menarik hati konsumen karena merasa angker. Walau tertutup tembok panel beton setinggi 2 meter, tapi ranting-ranting kamboja di balik tembok membuat konsumen tahu bahwa itu adalah sebuah makam.

Kemudian saya mengusulkan seperti ini;

Tolong dibangun 1 unit rumah di ujung sisi kanan, dan 1 unit rumah di ujung sisi kiri. Tepatnya yang paling mepet kuburan. Tak perlu bangunan besar. Jika disitu rencana T-45, cukup dibangun saja T-30. Feeling saya 2 bangunan itu tetap akan terjual diakhir proyek dengan sedikit tambahan diskon.

Pokoknya timbulkan kesan bahwa kavling yang tersedia bukan mepet langsung kuburan. Tanami sisi pagar dengan pohon bambu kuning berjarak rapat, dengan ketinggian yang bisa menutupi ranting-ranting kamboja yang hanya kisaran 1 meter diatas pagar keliling. Adanya bangunan juga menciptakan atmosfir berbau manusia di lingkungan tersebut. Mengalahkan dominasi atmosfir angker yang berasal dari kuburan. Menetralisir pengaruh makam.

Ketika di bulan April teman saya tersebut berkunjung ke Semarang membawakan Pisang Owol kesukaan saya, dia bercerita bahwa 3 bulan sejak usulan saya dia jalankan, sisa 12 unit sudah terjual habis. Bahkan 2 rumah yang mepet kuburan persis berhasil dia jual dengan harga normal tanpa ekstra diskon.

Coy, saranmu tempo hari itu namanya jurus apa? Tanya dia pada saya.
Terserah dirimu kasih nama deh .. Jurus Pisang Owol boleh, Jurus Lupa Lupa Ingat juga boleh. Nama jurus tidak penting. Yang penting daganganmu laku …., kata saya sambil menyantap Pisang Owol. Mau???

Advise Buat Mitra Pemilik Tanah - Gimana Gitu Lho

Email masuk;

Salam kenal jin AW, saya dikasih tahu teman yang sdh ikut workshop sekarang ada jin property yang  baik hati dan sakti... (saya dikasih pinjam bukunya)..

Mohon sarannya mas jin ....
Saya mempunyai tanah SHM 5,5 hektar letaknya 1 km dari jalan utama, krn pingin belajar jadi pengembang tapi tidak tahu ilmunya, ada yang mengajak kerja sama dengan sistem sbb:

Harga tanah yang saya ajukan Rp 100.000/m2 ditawar dengan harga Rp 70.000/m2.

DP 1 miliar sisa 2,850 miliar dibayar sesuai dengan kavling yang terjual umur proyek 3 tahun tetapi pengelola  tidak mau membuat pengakuan hutang.

Saya masuk sebagai komisaris dengan saham 25%, menandatangani setiap akta jual beli dan menjadi salah satu speciment ttd di bank serta sertifikat dititipkan di notaris.

Diakhir proyek bagi hasil pemilik tanah 35%, pengelola 65% tetapi DP 1 miliar dikonversikan dengan pembelian saham 25% (jadi pemilik tanah mempunyai saham 25%)

Saya sebagai komisaris dilarang melakukan intervensi kepada pengelola (membuat saya bingung kapan saya belajarnya, he..he...)

Modal kerja diperoleh dari sertifikat  yang diagunkan ke bank(makin binguaaaang..)

Mungkin dari mas jin ada masukan ??????.....


Reply;

Semoga saya tidak salah tangkap isi email anda. Saya asumsikan, anda selaku pemilik tanah diajak mendirikan PT baru dgn saham 25%, dan pengembang yg jadi mitra anda punya saham 75%.

Ini fair, sepanjang mitra anda juga setor 3 M sbg setoran modal PT. Artinya saldo di kasbank harus ada 3 Milyar. Soal uang 1 M yang dibayarkan ke anda cuma dijurnal keluar masuk saja.

Artinya PT baru sudah membayar lahan 1 M kepada anda selaku pemilik tanah. Sisanya harus tetap dibuatkan PENGAKUAN HUTANG demi menjamin hak anda. Walau anda punya saham 25% dan jadi Komisaris, itu minoritas. Jadi tetap harus dibuatkan PENGAKUAN HUTANG.

Soal harga lahan 100.000 ditawar 70.000 saya no comment karena tidak tahu harga pasaran lahan yg anda maksudkan. Kalau anda mau ditawar ya silahkan. Tidak mau ya dikomunikasikan.

Bagian 35% buat anda selaku MPT cukup fair. Apalagi anda diskenariokan punya saham 25% didalam PT baru. Jadi anda dapat tambahan lagi 25% x 65% = 16,25%. Total dari proyek tersebut bagian laba anda adalah 51,25%.

Mitra pengembang anda cukup bijak, memberikan anda porsi yang bagus dalam hal profit, meski secara legal anda kalah suara karena dipecah di 2 kaki. No problem, mitra yang bijak mestinya itikadnya juga baik.

Soal anda tak boleh intervensi menurut saya juga bagus krn membuat anda tidak repot. Biarkan mitra anda tersebut melakukan jobnya, tapi; HARUS ADA ACTION PLAN yg sudah ditanda-tangani.

Dalam ACTION PLAN mengatur segala macam budget (infra, OHC dll) yg harus ditaati. Sepanjang pengelola tidak menyimpang dari Action Plan, oke oke saja. Tapi kelau menyimpang dari budget, mesti seijin anda selaku partner.

Tidak ada intervensi, yg ada adalah koordinasi dan evaluasi yg dilakukan secara periodik 2 minggu atau sebulan 1x. Agendanya mencocokkan apakah pelaksanaan proyek sesuai dgn ACTION PLAN.

Soal kredit konstruksi, menurut saya tidak perlu jika modal kerja sudah tersedia 3 Milyar. Itu lebih dari cukup.

Thanks ...


Saya merasa GIMANA GITU LHO ....
Biasanya berpihak dan memberi advise soal jurus jurus menghadapi Pemilik Tanah.

Lha kok sekarang memberi advise kepada Pemilik Tanah ... Hahahhaahah

Memanfaatkan Momentum Lebaran - Tak Kenal Logika

Dari semuanya wanita yang pernah mencintai daku. Tiada yang pernah hingga detik ini bikin ku cemburu ..

Kau yang pertama, melakukannya. Mengapa daku, membisu.

Dimana LOGIKA, hatiku, jatuh cinta kepadanya. Tetapi ternyata asmara tak kenal dengan logika.

Itu sih lagu jadul. Kuno.
Sekarang sudah digubah liriknya seperti ini.

Dari semuanya, MPK yang pernah menawar lahanku. Tiada yang pernah hingga detik ini, bikin aku mau ..

Kau yang pertama, melakukannya. Mengapa daku, kok mau??

Dimana LOGIKA, lahanku kuserahkan kepadanya? Tetapi ternyata SEDIKIT UANG MUKA, bikin aku terpesona ....


Bagi rekan rekan yang belum pernah dapat hot deal sampai saat ini, padahal hasrat dan nafsunya sudah menggebu gebu untuk segera pecah telor di proyek pertamanya, ayo jangan patah semangat.
Momentum HARI RAYA adalah saat yang tepat guna mendapatkan lahan. Memang bukan hot deal. Tapi dengan sedikit uang muka saja, percayalah .. OPPORTUNITY didepan mata.

Saya pernah dapat lahan 4.100 m2 hanya dengan DP 40 juta menjelang Lebaran.
Pernah dapat lahan 5,5 ha hanya dengan DP 300 jt langsung dibalik nama dan pengakuah hutang tanpa bagi laba menjelang Lebaran.
Pernah mendapat lahan 910 m2 dengan DP 15 juta menjelang Lebaran.

Nah, simpan amunisi anda. Lakukan strategi BUYING TIME, dan kisaran 3 minggu menjelang HARI RAYA, lakukan nego secara intensif kepada Calon MPT (mitra pemilik tanah) yang sedang anda dekati. Tawarkan IMING IMING UANG MUKA dalam jumlah kecil, tapi cukup deh buat berlebaran, Insya Allah anda bisa deal.

Meski tentu saja pendekatan cara ini hanya bisa anda lakukan khusus untuk Calon MPT yang kemampuan finansialnya pas pasan.

Ayo, segera hunting lahan. Dapatkan berkah HARI RAYA !!!